Rabu, 28 November 2012

MengOtak-Atik Mesin


  Ngakalin kampas kopling supaya awet

Untuk para shobat yang lagi kesulitan duit, terus kampas koplingnya udah agak-agak aus, ini ada triknya buat menghemat uang agar nggak usah beli kampas kopling selama beberapa bulan.
Caranya :
1. Rendam kampas kopling yang sudah aus tadi di larutan bensin, kurang lebih satu jam aja.
2.  Setelah itu dikeringkan dan dipasang kembali seperti semula. Ketebalan kampas kopling yang aus dan baru berbeda jauh, hanya saja kalau sudah aus maka kampasnya agak keras dibandingkan dengan yang baru.

NB : Tetapi dengan cara diatas kampas kopling yang sudah aus pun akan melunak, karena adanya bensin tadi, sehingga nggak slip. Yah lumayanlah untuk jarak sekitar 6.000 kilometer-an. Jarak pakai kampas kopling yang direndam ini tentunya berbeda-beda, tergantung tipe motornya, apakah pake kopling manual atau otomatis.
"Silakan dicoba".

Senin, 26 November 2012


  Cara Masang piston

Naik-turunnya piston di blok silinder, bisa timbulkan tekanan dan gesekan di piston. Pada prosesnya, kedua sisi piston (kanan-kiri) menerima tekanan yang berbeda dari setang piston akibat gerakan memutar kruk as. Maka itu pasangnya kudu benar!

Terlebih, di piston model lama. Ya, misalnya di Honda Supra X125 atau Honda Tiger keluaran awal. Soale di model itu, jarak titik tengah lubang pin ke sisi luar piston (offset), berbeda dari piston-piston yang diaplikasi di motor sekarang. Di piston tipe ini, lubang pin lebih condong ke arah lubang exhaust atau lubang buang.

Tujuan offset lebih condong ke exhaust, agar posisi pin piston dengan pin kruk as tidak sejajar. Sehingga jika terjadinya proses pembakaran, piston dan kruk as bisa kembali memutar tanpa usaha yang berat.

"Apabila pemasangannya terbalik, efeknya tenaga ngedrop. Selain itu timbul suara abnormal (engine noice) pada mesin,” ungkap Tatang Mulyono, Kepala Bengkel Setia Utama Motor di Jl. HOS Cokroaminoto, No. 5, Ciledug, Tangerang, Banten.

Tapi, itu buat piston tipe lama. Artinya, motor-motor sekarang punya offset yang beda. “Di motor sekarang ini, offset tak lagi di piston. Tapi, dibuat di kruk-as. Sehingga lubang pin piston tetap di tengah atau center,” tambah Tatang.

Begitunya buat permudah pemasangan, pabrikan piston memberikan tanda dipermukaan piston. “Tanda itu diwakilkan dari tulisan IN atau tanda panah. Jadi, hanya salah satu tanda yang dipakai. Jika ada tulisan, maka tidak ada tanda panah. Begitu juga sebaliknya,” ungkap Agus Salim, Sales RE Dept. Head PT Federal Izumi Manufacturing (FIM).
Buat piston yang pakai tulisan IN, maka tulisan ini kudu menghadap ke lubang intake. Sedangkan piston yang mengaplikasi tanda panah, mengarah ke lubang pembuangan alias lubang exhaust.

Tapi, ada juga piston yang tandanya hilang. Mungkin karena terkena papasan bor tunner. Apalagi kalau pacuan itu sudah diseting buat adu kebut. Tak jarang mekanik yang memainkan tinggi-rendah dome atau kubah piston demi kejar kompresi atau tak mentok klep.

Buat ketahui pemasangan yang benar, cukup mudah. Tinggal lihat coakan di permukaan piston. Sebab, biasanya kedua coakan punya dimensinya berbeda. Itu karena mengikuti diameter payung klep.

Dari situ bisa ditentukan arah pemasangan piston yang benar. Kepala piston yang punya coakan yang lebih besar, biasanya menghadap ke arah lubang masuk bahan bakar atau intake. Jika di motor bermesin tidur macam skubek dan bebek, coakan besar cenderung hadap atas. Sedang di motor sport yang punya engine tegak, hadap ke belakang.

Tentunya sudah tahu dong! Kalau klep yang coakannya lebih kecil, tentu ke lubang pembuangan alias exhaust. “Ini sesuai dengan prinsip pemakaian klep. Klep isap, tentu lebih besar dari klep buang,” kata Agus lagi.

Nah, buat piston lama, ini ada cara lain lagi jika tanda itu telah hilang. Cukup menggunakan sigmat atau jangka sorong. “Ukur panjang sisi piston dari lubang pin ke sisi terluar. Nanti akan terlihat perbedaan jarak di dua sisi. Jarak terpanjang pada sisi piston, itu menunjukan piston menghadap lubang intake,” timpal Tatang. Mudah dong!


  Cara Ngecek Kerusakan CDI

CDI adalah jantungnya mesin motor kita, kalau rusak gawat deh, yang orisinal harganya ratusan ribu rupiah, bahkan jutaan. Kalau pake yang imitasi susah langsamnya sama agak ribet ngatur setelannya, harus diakalin dulu. Jadi waspadai nih si CDI.Kerusakan pada CDI tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, harus diukur pake Avometer.
Caranya :

1. Setel avometer pada sinus 200 Volt.
2. Kabel merah avometer dihubungkan ke kabel CDI yang menuju koil.
3. Kabel hitam avometer dihubungkan ke massa/bodi.
4. Nyalakan motor/starter motor dengan kick starter, lalu lihat di avometer apakah ada arus/setrum yang keluar atau tidak ?
5. Bila tidak ada maka CDI rusak, dengan catatan arus/setrum dari sepul dan pulser ada yang mengalir ke CDI. Jadi sebelumnya cek dulu arus tersebut, caranya sama seperti di atas, hanya saja kabel merah avometer dihubungkan ke kabel sepul yang menuju CDI.
6. Kalau nggak ada avometer, coba aja kabel dari CDI yang menuju koil di sambungkan ke body besi motor, terus starter. Kalau ada percikan api berarti CDI masih bisa dipake, kalau nggak ada percikan api berarti CDI rusak, dengan catatan arus/setrum dari sepul dan pulser ada yang mengalir ke CDI.
OK, semoga berguna tulisan ini.


  Hati-Hati Pilih Ban Dalam

Paling kesal kalau lagi enak jalan-jalan, tiba-tiba ban dalam motor kempes atau pecah, mau nggak mau harus dorong ke tukang tambal ban. Tapi jangan sembarangan pilih ban dalam. Salah pilih jenis ban dalam bisa rugi, sebentar aja dipake nanti kempes lagi, dorong lagi, cape deh.
Ternyata ada dua jenis loh ban dalam sepeda motor itu, yaitu :

1. NR (Natural Rubber)
2. Butyl
Butyl bahannya dari senyawa polimer. Bahan ini punya kelebihan dalam penyimpanan angin. Butyl kehilangan 4% tekanan angin selama 12 hari pemakaian, sedangkan NR lebih dari 14%. Kalau untuk pemakaian 28 hari, butyl kehilangan cuma 9%, sedangkan NR 28%.
Ban dalam butyl bahannya lebih ringan 20% dibandingkan NR. Jadi kerja motor lebih ringan, tarikan lebih enteng, bensin lebih irit.
Penerimaan tekanan angin butyl lebih merata dibandingakn NR. Hal ini disebabkan bahan dasar natural ruber ngggak bisa berubah/kaku. Jadi kalau ada bagian ban NR yang lebih tipis permukaannya, maka angin yang tersebar tidak merata, kalau butyl tetap merata. Kalau lagi apes bagian yang nggak merata ini kena paku, bisa-bisa langsung meledak, bahaya kan ? Kalau butyl nggak bakalan meledak, anginnya keluar pelan-pelan, soalnya merata pembagian tekanan anginnya.
Cara memilih ban dalam butyl : lihat garis pada sisi ban, standard internasionalnya ban butyl bergaris biru, kalau selain warna biru berarti NR. Gampang kan ?
Makanya kalau mau ganti ban, jangan salah pilih, sekarang ini banyak ban murah yang kualitasnya nggak jelas, terkadang kita terpaksa beli karena di bengkel tersebut cuma ada ban jenis itu, daripada kita harus dorong jauh nyari lagi tukang tambal ban. Kalau bisa sediakan aja ban dalam di bagasi, nggak makan tempat kok. Sediakan ban dalam belakang aja, biasanya roda/ban belakang lebih sering kena paku. Lebih bagus lagi sih sediakan dua-duanya. Atau biar gampang samain aja ukuran ban depan dan belakang.
Selamat memilih ban dalam,- semoga tulisan ini dapat membantu bikers. OK brothers ?


  Cara membersihkan karburator

Karburator salah satu komponen yang paling penting kalau motor kita ingin enak diajak jalan. Harus rajin-rajin membersihkan karburator.
Caranya:

1. Bersihkan filter udara/penampung debu.
Lepaskan filter udara yang terpasang pada mulut karburator, lepas busa filter lalu bersihkan dengan cairan pembersih, kemudian biarkan kering sendiri. Jangan dibersihkan dengan cara disemprot udara bertekanan tinggi, karena dapat menyebabkan rusaknya pori-pori busa filter tersebut.
2. Bersihkan karburator.
Buka karburator dengan cara melepas baut-baut pengikat, tutup karburator, katup cuk/choke, kran bensin. Gunakan kunci yang sesuai agar alat-alat tersebut tidak gampang dol. Lepas komponen-komponen karburator lalu tempatkan dalam wadah yang berisi cairan pembersih, biar gampang paka aja cairannya bensin. Lepas mangkok karburator, pelampung dan jarum pelampung, main jet, pilot jet, dan yang lainnya. Hati-hati terhadap parts yang kecil-kecil dan seal/karet pelindung, tempatkan dalam wadah yang mudah terlihat, agar nanti saat pemasangan tidak bingung mencarinya.
Jika sudah terlepas semuanya maka bersihakan karburator dengan kuas, lalu semprot lubang-lubangnya dnegan udara bertekanan tinggi. Gunakan amplas halus untuk membersihkan kotoran pada spuyer-spuyer, Jangan terlalu banyak mengamplasnya, karena dapat menyebabkan perubahaan ukuran diameter spuyer. Setelah bersih, pasang kembali spuyer-spuyer tersebut. Gunakan obeng spuyer dan pengecangannya jangan terlalu keras, cukup gunakan dua jari pada ujung obeng.
3. Setel tinggi pelampung.
Sebelum dipasang komponen-komponen karburator, jangan lupa untuk mengatur tinggi pelampung bensin dengan menggunakan jangka sorong/stigmat.
4. Rakit karburator.
Pasang kembali bagian-bagian karburator yang tadi dilepas. Rakit karburator dan filter udara dengan dipasangkan kembali pada lubang mesin. Lalu setel kongdisi langsam motor pada keadaan mesin hidup. Setel spuyer angin-angin dengan cara memutar searah jarum jam smpai mentok, lalu putar balik beberapa putaran sesuai dengan standar mesin atau kondisi mesin motor kita.
Setel juga baut penyetel langsam yang terletak di pinggir badan karburator. Setel pada keadaan panas mesin yang ideal. Setelan putaran mesin jangan terlalu rendah atau pelan, hal ini dapat menyebabkan oli tidak dapat naik karena tidak terpompa akibat rendahnya putaran mesin.